7 Kiat Sukses Mencari Kerja

Kali ini kita tidak akan membahas soal dunia kerja online. Tapi saat ini saya akan bahas mengenai kita sukses dalam dunia kerja dalam kehidupan kenyataan, atau lebih sering dibilang offline sama temen-temen semua. Kalau di bisnis online udah banyak dibahas sama master disana, disini dan disitu. Tapi sepertinya hampir 60% orang di dunia masih tetap menghandalkan bisnis offline, karena mungkin lebih mudah dipelajari kali yah ( Ga tahu Mode : ON). Ok deh langsung aja kita bahas artikel mengenai Kiat Sukses melangkah dalam dunia kerja

Berikut ini adalah tips agar Anda tetap semangat dan percaya diri ketika harus berganti pekerjaan dan karir.


1. Buatlah CV baru
Buat surat lamaran kerja yang baru, lengkapi dengan curriculum vitae yang memuat detail setiap pencapaian karir Anda selama ini. Jangan lupa sertakan no telepon, hand phone, dan email.

2. Tetap semangat
Siapkan diri anda untuk menerima kemungkinan terburuk, namun tetap berusaha melakukan yang terbaik. Tetap fokus pada goal Anda dan ingatlah bahwa ada sebuah pekerjaan yang lebih baik menanti Anda di luar sana.

3. Cari dukungan
Beritahukan situasi sesungguhnya dengan keluarga dan teman. Tidak ada gunanya menarik diri dari pergaulan karena justru keluarga dan teman akan membantu Anda untuk tetap termotivasi dan bahkan bisa membantu mencari peluang baru untuk Anda.

4. Bersosialisasi
Lebih terlibat dengan komunitas di sekitar kediaman Anda. Bertemu dan berteman dengan banyak orang baru karena ini bisa membuka kesempatan untuk menemukan pekerjaan yang lebih dekat dengan tempat tinggal Anda.

5. Lingkungan rumah yang kondusif
Sediakan sebuah ruangan kecil di rumah Anda yang bisa berfungsi sebagai “kantor” sementara. Lengkapi dengan meja, telepon, komputer dan perlakukan selayaknya “kantor” untuk mencari kerja.

6. Berpikir positif
Hindari menggunakan kata-kata “pengangguran” , “susah menemukan pekerjaan”. Ganti dengan kata-kata yang lebih positif seperti “Pekerjaan yang lebih menjanjikan sedang menanti saya”

7. Perhatikan kesan pertama
Ketika akhirnya Anda diwawancara untuk sebuah pekerjaan, ingatlah bahwa hanya dibutuhkan 7 detik untuk memberikan kesan pertama. Gunakan sebaik-baiknya dengan tersenyum penuh percaya diri, berpenampilan rapi, sopan dan sesuai dengan keadaan. Berpenampilan rapi dan menarik akan meningkatkan rasa percaya diri Anda.
(Rahmat Saepulloh)



Read More......

Kiat sukses dalam dunia kerja

Kali ini kita tidak akan membahas soal dunia kerja online. Tapi saat ini saya akan bahas mengenai kita sukses dalam dunia kerja dalam kehidupan kenyataan, atau lebih sering dibilang offline sama temen-temen semua. Kalau di bisnis online udah banyak dibahas sama master disana, disini dan disitu. Tapi sepertinya hampir 60% orang di dunia masih tetap menghandalkan bisnis offline, karena mungkin lebih mudah dipelajari kali yah ( Ga tahu Mode : ON). Ok deh langsung aja kita bahas artikel mengenai Kiat Sukses melangkah dalam dunia kerja


Mencari Pekerjaan di saat sekarang ini memang dianggap sebagian orang tidak mudah. Jika salah melangkah sedikit saja anda akan gagal meraih kesuksesan. Kunci dari kesuksesan dalam dunia kerja offline bagi kita sang pengangguran adalah kita pandai mencari peluang kerja sebanyak mungkin. Jangan pernah anda ragu-ragu dalam mengirimkan surat lamaran kerja pada perusahaan yang anda minati. Cermati hal-hal penting seputar dunia kerja, terutama bagi anda yang masih belum ada pengalaman kerja atau pemula. Promosikan diri anda sebaik-baiknya surat lamaran kerja anda pada saat anda mengirimkan lamaran pekerjaan tadi. Sebelum melangkah dan melaju ke depan buatlah analisa pada diri anda sendiri. Kenali jenis pekerjaan yang anda inginkan, serta posisi dan gaji yang ingin anda dapatkan. Coba anda jujur pada diri sendiri saat anda melakukan analisa tersebut.

Read More......

Kiat sukses dalam wawancara kerja

Meski anda merasa pintar dan brilian, jangan keburu yakin bahwa semua pintu perusahaan akan terbuka secara otomatis untuk anda. Sebab kenyataannya, para tuan dan nyonya pintar ini seringkali gagal dalam wawancara. Alasannya ? tidak smart dan taktis dalam menjawab pertanyaan.
1. Ceritakan tentang diri anda

Erina Collins, seorang agen rekruitmen di Los Angeles menyatakan seringkali ada perbedaan yang mengejutkan antara ketika kita membaca lamaran seseorang dengan saat berhadapan dengan si pelamar. “Pengalaman menunjukkan, surat lamaran yang optimis tidak selalu menunjukkan bahwa pelamarnya juga sama optimisnya,” kata Erina. Ketika pewawancara menanyakan hal yang sederhana seperti “Di mata anda, siapa anda?” atau “Ceritakan sesuatu tentang anda”, banyak pelamar menatap pewawancaranya dengan bingung dan lalu seketika menjadi tak percaya diri.



“Saya merasa biasa-biasa saja” atau “tak banyak yang bisa saya ceritakan tentang diri saya” seringkali menjadi jawaban yang dipilih pelamar sebagai upaya merendahkan diri. Selama ini banyak artikel karir konvensional yang menyarankan agar anda sebaiknya merendahkan diri sebisa mungkin, sebagai upaya mencuri hati si pewawancara. “Tapi ini jaman modern. Jawaban yang terlalu merendah dan banyak basi-basi hanya menunjukkan bahwa anda sebenarnya tidak yakin dengan diri anda. Dan perusahaan masa kini tidak butuh karyawan seperti itu,” tegas Erina.

Pengalaman Eliana Burthon, staf humas sebuah hotel berbintang di New York mungkin menarik untuk disimak. Ketika pewawancara memberinya satu menit untuk bercerita tentang dirinya, Eliana mengatakan “Saya Eliana Burthon, anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya aktif di koran sekolah. Disitu saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar saya dan berhubungan dengan mereka. Dari situ saya sadar alangkah menariknya bisa bertemu dengan orang banyak, berdiskusi dan mengetahui banyak hal dari mereka. Diluar itu, saya senang musik, membaca dan traveling.Ketika kuliah, saya sering menulis pengalaman jalan-jalan saya, atau sekedar memberi referensi kaset yang sedang laris untuk koran kampus saya.”
Meski tak memberikan jawaban yang berbunga-bunga, apa yang diungkapkan Eliana tentang dirinya menunjukkan bahwa dirinya terbuka, ramah dan punya rasa ingin tahu. “Jawaban itu cerdas dan efektif untuk menggambarkan bagaimana dia menyatakan secara implisit bahwa dirinya merasa layak ditempatkan di posisi yang diincarnya. Pewawancara butuh jawaban seperti itu. Cukup singkat, tapi menunjukkan optimisme yang alamiah,” kata Erina Collins.
Kalau anda dipanggil untuk wawancara, sebisanya persiapkan diri dengan baik. Rasa percaya diri dan menunjukkan bahwa anda menjadi diri sendiri adalah yang terpenting. Pewawancara tidak butuh jawaban yang berbunga-bunga, berapi-api apalagi munafik. Pada kesempatan pertama, mereka biasanya ingin melihat bagaimana si pelamar menghargai diri sendiri. Sebab itu, buatlah beberapa poin tentang kemahiran anda, hal-hal yang anda sukai dan inginkan untuk masa depan anda. Kalau telah menemukan poin-poin itu, berlatihlah mengemukakan semua itu dalam sebuah jawaban singkat yang cerdas dan optimis.

2. Hati-hati pertanyaan jebakan

Siapapun idealnya tak suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan. Tapi begitulah kenyataannya ketika anda diwawancara. Seringkali banyak hal tak terduga yang dilontarkan si pewawancara dan membuat anda seringkali kelepasan bicara. Dalam hal ini, Erina memberi contoh pengalamannya ketika mewawancarai seorang pelamar tentang mengapa ia memutuskan pindah kerja.

“Ketika itu saya tanya ‘apa yang membuat anda memutuskan pindah kerja? tadi anda bilang, lingkungan kerjanya cukup nyaman kan?’ dan pelamar itu menjawab ’saya tidak suka bos saya. Seringkali ia membuat saya jengkel dengan pekerjaan-pekerjaan tambahan dan itupun tidak membuat gaji saya naik.’ Saya lalu berpikir, apa yang akan dia katakan jika suatu saat keluar dari perusahaan saya tentulah tak beda buruknya dengan apa yang dia ungkapkan pada saya tentang perusahaan lamanya,” ungkap Erina.
Poinnya, taktislah dalam memberi jawaban. Jangan pernah memberi jawaban yang menjelekkan tempat kerja anda yang lama atau apapun yang konotasinya negatif. Lebih baik kalau anda menjawab “saya menginginkan ritme kerja yang teratur dan terjadwal. Mengenai gaji, sebenarnya di tempat kerja yang lama tak ada masalah, tapi tentu saya senang kalau ada peluang untuk peningkatan gaji.” Atau kalau anda ditanya tentang kelemahan anda, lebih baik tidak menjawab “saya sering telat dan lupa waktu.” Tetapi jawablah lebih taktis, misalnya “kadang saya memang pelupa, tetapi beberapa waktu ini sudah membaik karena saya selalu mencatat segalanya di buku agenda.” atau “saya sering kesal kalau kerja dengan rekan yang lamban, tetapi sebisanya kami berdiskusi bagaimana caranya menyelesaikan kerja dengan lebih cepat.”

Dalam wawancara, si pewawancara selalu berupaya mengorek sedapat mungkin tentang kepribadian pelamar. Kadang pertanyaan sepele seperti “Sudah punya pacar? Ada niat menikah dalam waktu dekat?” sering ditanggapi buru-buru oleh si pelamar dengan menjawab misalnya “Sudah, rencananya kami akan menikah akhir tahun ini.” Padahal, menurut Erina, jawaban itu bisa jadi penutup peluang kerja anda. “Perusahaan selalu ingin diyakinkan bahwa calon karyawannya hanya akan fokus pada pekerjaan mereka, terutama pada awal masa kerja. Jawaban bahwa anda akan menikah dalam waktu dekat justru menunjukkan bahwa perusahaan bukanlah fokus anda yang sebenarnya, tetapi hanya seperti selingan,” ujar Erina sambil menambahkan bahwa akan lebih baik kalau anda menjawab “sudah, tapi sebenarnya saya ingin mempunyai pengalaman kerja yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah.”

3. Semangat dan bahasa tubuh

Dalam wawancara kerja, penampilan memang bukan nomor satu tetapi menjadi pendukung yang ikut menentukan. Karena itu selain berpakaian rapi, tidak seronok, mencolok atau banyak pernik, tunjukkan bahasa tubuh yang baik. Jangan pernah melipat tangan di dada pada saat wawancara, karena memberi kesan bahwa anda seorang yang kaku dan defensif. Idealnya, tangan dibiarkan bebas untuk mengekspresikan kata-kata anda, tentu saja dengan tidak berlebihan.

Selama wawancara berlangsung, buatlah kontak mata yang intens. Pelamar yang sering membuat kontak mata menunjukkan keinginan untuk dipercaya serta kesungguhan memberikan jawaban. Rilekslah dan sesekali tersenyum untuk menunjukkan bahwa anda pribadi yang hangat. Umumnya, perusahaan menyukai pelamar yang menyenangkan. Kurangi kata-kata “saya merasa…” atau “saya kurang…” dan sebaiknya gunakan “saya pikir…”, “menurut pendapat saya..”, “saya yakin…”, “saya optimis…”. Kata-kata “saya merasa…” atau “saya kurang…” mengesankan anda lebih sering menduga, menggunakan perasaan, tidak terlalu percaya diri dan tidak menguasai persoalan.

Nah, siap bersaing di dunia kerja? Yang penting, persiapkan diri anda dengan baik dan jangan pernah meremehkan pertanyaan sekecil apapun dalam wawancara kerja. Selamat bersaing! (Lily Bertha Kartika/ berbagai sumber)


Read More......
Template by : Kendhin x-template.blogspot.com